
Tanggal 1 Oktober mengingatkan kembali kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa di negara tercinta ini telah terjadi beberapa kali upaya untuk menghancurkan negara kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila, salah satunya adalah Partai Komunis Indonesia (PKI). Namun dengan jiwa patriotisme yang tinggi saat itu, telah terbukti segala upaya untuk mengganti ideologi Pancasila selalu gagal.
Yang menjadi pertanyaan adalah masihkah generasi sekarang dan mendatang dengan segala gemerlapnya kemajuan ekonomi dan teknologi memiliki jiwa yang sama dengan generasi sebelumnya ?
SMP Negeri 13 Surabaya sebagai salah satu institusi pendidikan terpanggil untuk mengawal generasi mendatang tetap memiliki jiwa nasionalisme sekaligus patriotisme yang tinggi. Berbagai upaya telah dilakukan, salah satunya adalah peringatan hari Kesaktian Pancasila .

Dalam upacara tersebut melibatkan seluruh warga sekolah. Para petugas upacara yang semuanya adalah guru nampak tidak canggung dalam menjalankan tugas. Para peserta didik mengikuti upacara dengan sangat tertib hingga selesai.
Dalam amanatnya, Drs Ali Nurdin yang bertugas sebagai pembina upacara menyampaikan bahwa dalam sejarah ditunjukkan banyak sekali upaya-upaya untuk merongrong ideologi pancasila baik dari luar negeri maupun dalam negeri. Salah satu upaya menggantikan pancasila dari dalam adalah yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI). Namun dengan keteguhan dan jiwa nasionalisme yang tinggi masyarakat akhirnya PKI dapat ditumpas sampai ke akar-akarnya.
Perkuat Jiwa Patriotisme Generasi Muda
Kekhawatiran para pendidik di SMP Negeri 13 Surabaya terkait kekuatan jiwa patriotisme generasi mendatang melahirkan ide untuk memberikan pendidikan kebangsaan dalam mengisi peringatan kesaktian pancasila. Ide tersebut mendapat dukungan penuh dari Bapak Budi Setyawan, S. Pd., MM selaku kepala SMP Negeri 13 Surabaya.

Para peserta didik dengan didampingi para guru secara bergilir diajak bersama-sama menyimak video film dokumenter operasi Trisula dalam penumpasan sisa-sisa komunis oleh TNI di aula sekolah. Selanjutnya peserta didik diminta membuat resum dan analisa dari video yang di saksikan dan dikumpulkan kepada guru pendidikan Pancasila masing-masing.